GESID: Edukasi Ala Remaja Part #3
Modul panduan yang dapat diakses oleh sekolah GESID juga sangat interaktif dan menampilkan ornamen desain yang menarik.
Sehingga duta GESID bisa menjadikan modul panduan sebagai referensi materi dan desain.
Oke kita kembali pada poster, rata-rata duta GESID memproduksi poster menggunakan aplikasi berbasis smartphone yang sangat mudah digunakan seperti canva, picsart, dan vector ink.
So, sangat mudah bukan jika remaja diajak untuk melakukan edukasi, apalagi berbasis media sosial yang sehari-hari mereka pakai untuk berinteraksi.
Pada poster yang mereka buat pastinya dilengkapi dengan caption sebagai keterangan lanjutan dari kontennya.
Di beberapa sekolah, mereka menerapkan content writing yang baik sehingga konten mereka lebih cepat naik dan memiliki jangkauan yang luas di Instagram.
Disisi lain ada beberapa sekolah yang tepat menggunakan hastag sehingga konten yang dibuat juga mendapatkan jangkauan yang luas.
Metode yang mereka lakukan untuk berusaha mendapatkan engagement konten memang sangat variatif, maka konten-konten mereka dinilai dan dilombakan yang kemudian ada awarding di akhir program.
Selain poster yang dipublikasikan melalui media sosial, terdapat pula konten video yang dipublikasikan melalui fitur reels di Instagram.
Reels memungkinkan duta GESID untuk membuat konten yang lebih menarik karena bisa dilengkapi dengan musik yang mirip dengan TikTok.
Dengan menggunakan konten video, duta GESID akan lebih mudah menjangkau audiens/followers karena algoritma pengguna Instagram sekarang telah beralih pada video pendek 60 detik ala reels.
Duta GESID juga lebih kreatif memanfaatkan konten video dengan konsep seperti kuis, games, social experiment, perpaduan dengan tarian, serta animasi 2 dimensi.
Baca Juga: Rahasia GESID tetap eksis di Boyolali
Konten video yang dipublikasikan juga seringkali muncul di beranda pengguna Instagram yang memiliki konsen yang sama dengan konten hasil produksi duta GESID atau biasa mereka sebut For Your Page (FYP).
Hal ini berdampak pada semangat duta GESID untuk meningkatkan intensitas produksi dan publikasi konten di Instagram mereka dan juga membuktikan bahwa konten sederhana yang mereka buat juga dengan mudah diakses oleh masyarakat luas.
Tentu saja perlu ada diskusi dan effort ekstra dari tim duta dan guru pendamping untuk mencapai hal tersebut.
Seperti halnya di SMK N 1 Salam Magelang yang rutin melakukan diskusi besar oleh 10 duta dan 2 guru pendamping untuk mencari referensi konten yang sekiranya bisa FYP ketika dipublikasikan.
Contohnya adalah penggunaan lagu backsound yang sedang viral di media sosial untuk dijadikan materi pengiring konten video edukasi mereka.
Tidak hanya melatih daya kreatif para duta GESID saja, penggunaan media sosial ini juga memberikan manfaat lain seperti terciptanya kebersamaan dan keterbukaan dalam diskusi perencanaan konten.
Hal ini disampaikan oleh semua sekolah GESID, salah satunya SMP N 1 Bandongan Magelang yang rutin berkumpul untuk brainstorming konten setelah jam sekolah selesai.
Tentu saja media sosial khususnya Instagram sebagai platform edukasi duta GESID selalu menjadi hal menarik untuk dijalankan di tingkat sekolah sehingga sekolah GESID di 5 wilayah Jawa Tengah sangat antusias menggunakan media sosial.